Friday, May 2, 2014

ANTARA BATU DAN RADEN

Kisah ku padanya hanya seperti sebuah batu dan seorang raden yang sejak diciptaknnya saja sudah memiliki perbedaan yang teramat menjauh....??
batu....keras,padat slalu berada dibawah bahkan sebagian orang tak menganggap batu itu penting....
namun seorang raden..???sebuh nama yang teramat indah yang sangat di inginkan oleh sebagian orang begitu di puja dan dipuji dimana pun ia berada...slalu diatas.Tak ada dalam satu kamus pun di dunia ini bahwa raden akan menyatu dengan sebuah batu.
 Didalam sebuah kerajaan hidupseorang raden yang sangat tampanseperti kesatria lainnya raden pun enyukai berburu,Suatu ketika dalam perjalanan sang raden berburu,sang raden sang radn merasa lelah dan ia berhenti dalam dalam perjalanannya di atas sebuah batu untuk melepas kelalahanya ,batu merasa sakit saat diirinya di injak oleh sang raden ia ingin menangis sekuat ia bisa namun setelah ia sadar bahwa yang menginjakna adalah yang raden,ia menjadi teramat senang bahkan ia sampai lupa rasanya sakit diinjak sang raden yang menggunakan sepatu besi,padahal sepatu besi sang raden mencakar2 dinding batu itu.....
tapi menggapa batu itu slalu tersenyum...?
bukan kah ia harusnya menangis...??
sungguh aneh dengan batu itu.....???
apakah batu itu mempunyai kekuatan lain sehingga ia tidak merasakan sakit itu...???
bukanlah batu itu selalu marah dan selalu merasa sakit jika ada yang mengginjaknya,,..??
ini benar-benar bukan lah hal seperi biasanya...??
Namun dengan tetap tersenyum batu itu menjawab “inilah kasih yang tulus yang slalu memberi tanpa meminta.....”,jawab sang batu dengan rasa bangganya
“tapi bukankah,semua yang kau lakukan hanya sia-sia,raden takkan tahu bahwa kamu bemberikan kasih yang yang tulus untuknya”
dengan penuh kesabaran batu itu menjawab “tak apalah aku tersakiti yang penting aku berguna untuk sang raden dan sang raden bisa berbahagia”.
“kamu teramat bodoh memberikannya kasih mu yang setulus itu hanya kepada sang raden?”
kembbali sang batu menjawab...
“inilah takdir ku takdir hanya menjadi seorang batu,andai aku bisa memohon kepada Tuhan untuk menjadikan aku seorang putri,pasti aku akan teramat senang karna kasih ku yang tulus akan terjawab dan akan terbalas oleh sang raden,namun aku tak mau menyalahkan takdir ini,akan aku nikmati semua rangkaian hidupku menjadi sebongkah batu.
“kasih mu teramat tulus wahai sang batu,andai saja sang raden tahu akan ketulusan mu?”
“sudahlah,takkan ada gunanya juga sang raden tahu akan tulusnya kasihku,toh aku hanya sebongkah batu yang ta berarti untunya...??”
Karna merasa lelahnya sudah hilang sang raden pun kembali melanjutkan perjalanaanya untuk berburu,batu hanya bisa diam melihat sang raden yang ia kasihi pergi begitu saja bahkan tanpa mengucap terima kasih untuknya,.....raden berjalan semakin menghilang dari pandangan batu itu.
kini setelah raden itu telah pergih darinya,ia hanya sebongkah batu yang kelihatanya kuat namun dalam jiwanya masih merindukan sang raden yang teramat ia kasihi ...ia juga mengharap sang raden untuk kembali menemuinya,..kembali duduk dan bersandar padanya

By : Moelya Sn


Thursday, May 1, 2014

Andai Kau Tau

 kau tau? 
Ada berapa jumlah bulan di alam semesta ini? 
Hanya satu... Dan kau tau?
Ada berapa jumlah bintang didalam semesta ini? 
Beribu sel otakpun tak sebanding dg jumlah bintang diatas sana...
Aku... aku berharap bisa menjadi bulan dihatinya...
Bukan bintang, yg indah namun tak menentu dihatinya...
Saat kegelisahan menyelimuti ruang kalbu...
Dan kesunyian serta kegelapan tlah hadir di sekeliling kehidupanmu...
Langkahkan kakimu, dan keluarlah...
 Pandang langit malam...
Ada 1 cahaya bukan?
Cahaya yg begitu indah atas ciptaan-Nya...
Pejamkaan kedua matamu, lalu rasakan kehangatan sinarnya...
Tentu kau akan merasakan sebuah kedamaian. Kau tau?
Mengapa aku ingin mjd bulan dihatinya?
Karna aku... Aku ingin hanya ada aku dalam hatinya.
Hanya satu... dan itu aku, bukan yg lain.
Kan kuberikan seluruh keindahan cahayaku untuknya...
Untuk memberi penerangan disaat hatinya terkelabut kegelapan...
Namun... Semua itu hanya impian...
karna aku, bukanlah bulan dihatinya...
Melainkan hanya serpihan debu yg berhembus kemudian bersinggah dihatinya,
lalu pergi.
Pernah seketika aku mjd bulan dihatinya,
dan dia mjd sang mentariku. Namun... Itu hanya sekejap.
Karna kehadiran sang pelayar kecil...
Yg membuatku merasa begitu sangat rendah dimatanya...
Sumpahku berteriak...!
lelah menyayat perasaan sendiri, berbohong dg cahaya palsu yg kurangkai dibalik awan hitam. Lelah aku bersandinh dg perasaan yang bergejolak luka yang kian hari kian merana."

  By : Evi Muzia